Sultralink.Com,Kendari – Angka stunting tahun 2023 menurun mencapai 4,5 persen usai melakukan kebijakan asuh anak stunting dibandingkan di tahun 2022 lalu.
PJ Walikota Kendari, Asmawa Tosepu mengatakan terkait langkah pemkot dalam penurunan stunting melakukan banyak kebijakan, salah satu langkah kongkrit yang dilakukan dengan melakukan pengukuran tinggi badan secara berkala.
“Pengukuran bagi ibu hamil, ibu yang sedang menyusui dan anak-anak dibawah dua tahun, “kata Asmawa, saat di wawancara.
Pada penanganan stanting di kota Kendari di tahun 2023 mengalami penurunan kurang lebih 4,5 persen dari 24 persen dibawah angka nasional sebesar 20 persen.
“Artinya langkah-langkah pemkot di tahun 2023 mengeluarkan kebijakan anak asuh stanting, masing-masing pejabat termaksud anggota DPRD dan para pengusaha yang ingin berpartisipasi, “ujarnya.
Ia mengungkapkan para pejabat terkait harus menangani satu anak stunting dibawah dua tahun, satu anak menyusui, dilakukan intervensi kepada mereka selama enam bulan hingga dikeluarkan dari kategori stunting.
“Seluruh OPD dan Ketua DPRD, Itu tidak menggunakan APBD tapi murni dari dana pribadi, itu sudah di kelaskan,” Ungkapnya.
Asmawa menuturkan, Untuk Sulawesi Tenggara yang sangat signifikan penurunan stunting berada di kota Kendari, namun hal itu tidak memberikan rasa puas hingga maksimal dalam mengatasi stunting.
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebutkan bahwa penderita stunting di Kota Kendari terdapat sebanyak 415 kasus yang tersebar di sejumlah kecamatan se-Kota Kendari, Provinsi Sultra.
Kepala DP2KB Kota Kendari Andi Dadjeng di Kendari menuturkan bahwa data kasus stunting tersebut berdasarkan dari Dinas Kesehatan Kota Kendari yang dikumpulkan sejak Januari 2023.
“Ada 415 kasus berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Kendari,” kata Andi Dadjeng.
Ia menjelaskan bahwa saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari tengah melakukan intervensi kepada para orang tua dan ibu hamil untuk memberikan asupan gizi yang cukup agar bisa menekan peningkatan angka stunting di Kota Kendari.
“Saat ini masih melakukan intervensi kepada orang tua dan ibu hamil serta mencari dukungan pihak ketiga untuk membantu memberikan asupan gizi,” sebutnya.
Kepala DP2KB itu juga mengungkapkan bahwa untuk penderita gizi buruk di Kota Kendari pada umumnya ditemukan di dua Kelurahan, yakni Kelurahan Punggaloba, Kecamatan Kendari Barat dan di Kelurahan Purirano, kecamatan Kendari.
“Penderita gizi buruk di Kota Kendari bukan hanya sekedar pengaruh asupan gizi saja, melainkan juga karena adanya faktor ekonomi dan sanitasi lingkungan sekitar,” katanya
Untuk diketahui, pada tahun 2023, Pemkot Kendari berhasil menurunkan angka stunting kurang lebih sebanyak 4,5 persen dari 24 persen menjadi 19,5 persen. Dan angka tersebut di bawah angka stunting nasional yang ditetapkan sebanyak 20 persen.
Laporan: Redaksi
Leave a Reply