Sultralink.Com, Konawe Utara – Penanganan Stunting di Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), oleh Pemda melalui Dinas Kesehatan dan Dinas Pengendali Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) berjalan efektif.
Hal itu, dibuktikan dengan data terbaru di tahun 2023 ini, dimana angka Stunting di Kabupaten Konut turun dari 7,2 persen ditahun 2022, menjadi 6 persen di tahun 2023 ini.
Capaian yang diperoleh, juga menempatkan Kabupaten Konut di urutan ke 4 terendah se-Sultra soal kasus stunting.
Bupati Konut, Ruksamin melalui Kepala Dinas Kesehatan Konut, Nurjannah Efendi mengatakan, dalam penangan stunting di Bumi Oheo berbagai langkah dilakukan mulai dari pelayanan kesehatan terpadu secara langsung di lapangan, sampai pemberian menu makanan bergizi secara langsung ke masyarakat penderita stunting.
Selain itu, lanjut Nurjannah Efendi, juga dilakukan intervensi spesifik melalui pelaksanaan gerak cepat tim Unit Reaksi Cepat (URC) Kemiskinan Ekstrim, Inflasi, Stunting, (KISS) yang dibentuk langsung oleh Pemda Konut melalui Bupati dan Wakil Bupati Konut, Ruksamin-Abuhaera antara lain;
1. Pemberian makanan tambahan (PMT) lokal.
2. Pemberian PMT pabrikan (susu).
3. Pemantauan dan evaluasi kegiatan URC KISS.
4. Edukasi ibu balita tentang pola asuh yang baik.
5. Layanan SDDTK Balita, dan kegiatan lainnya.
“Kerja tim dilapangan berjalan dengan baik, rutin, dan terjadwal. Penanganan stunting diawasi langsung bapak bupati dan intens kami laporkan setiap harinya terkait perkembangan penanganan stunting,”kata Nurjanah Efendi diruang kerjanya, Kamis (7/12/2023).
Wanita bergelar magister manajemen dan magister kesehatan ini menyampaikan, untuk Dinas Kesehatan sendiri menangani pelayanan kesehatan secara penuh dengan melibatkan tim dari kabupaten dan puskesmas-puskesmas.
“Untuk di Dinas kesehatan kami juga lakukan pertemuan berkala per bulan terkait perkembangan pelaksanaan kegiatan URC KISS. Tentu kita terus maksimalkan bekerja untuk menekan angka stunting turun di Kabupaten Konawe Utara ini,”ujarnya.
“Selain itu, menegaskan kepada TPG Puskesmas untuk melakukan pemantauan harian makan balita baik jumlah yang di habiskan dalam sekali makan, frekuensi makan, kualitas dan kuantitas makanan yang di berikan, serta pemantauan antropometri perdua minggu sekali,”tambah Nurjannah.*
Laporan: Redaksi
Leave a Reply