Sultralink.com, Kendari – Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan pada September 2023, penyumbang inflasi di sebagian daerah di Indonesia adalah beras dan gula pasir. Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) naik 0,51 persen.
Amalia Adininggar Widyasanti, menerangkan jika penyumbang kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) tertinggi adalah beras, kemudian disusul oleh gula pasir.
Dia menyebutkan, jika beras terjadi kenaikan di 284 kabupaten kota, dan gula pasir terjadi kenaikan di 236 kebutuhan/kota.
“Sampai dengan minggu ketiga September 2023, harga beras semakin menunjukkan kenaikan harga,” ujarnya, dalam rakor pengendalian inflasi secara virtual, Senin (25/9/23).
Ia menjelaskan, jika saat ini dibandingkan dengan minggu sebelumnya, semakin banyak kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga harga beras dibandingkan pada bulan Agustus 2023 lalu. Pada minggu pertama September harga beras naik di 230 kabupaten/kota, minggu kedua September baik di 263 kabupaten/kota. “Sedangkan pada minggu ketiga bulan September ini, beras mengalami kenaikan di 284 kabupaten/kota,” ucapnya.
Sementara itu, Kadis Ketahanan Pangan (Ketapang) Sultra, Ari Siswanto menyampaikan Pertama, indeks perkembangan harga untuk Minggu ke-3 September di Provinsi Sultra berada diangka 0,51 persen artinya kita berada ditengah-tengah, namun ada beberapa hal yang perlu kita tindaklanjuti antara lain terkait dengan komoditas beras yang mengalami kenaikan baik itu beras premium dan medium.
Untuk beras premium naik diatas harga HET sebesar 1,29 persen dengan rata-rata harga disultra untuk beras medium naik 16,7 persen diatas harga eceran tertinggi. Sedangkan gula konsumsi naik 12,22 persen dari harga eceran tertinggi dan komoditas yang lainnya masih dalam komoditas yang stabil dan normal. Harga panen ditingkat Provinsi Sultra berada di angka 6.500 sampai 7.100 dan menyebabkan harga beras di pasaran menjadi sangat tinggi dan sangat naik. Untuk itu ada beberapa upaya pemerintah yang di lakukan antara lain : Pertama menyalurkan bantuan cadangan pangan pemerintah kepada 225.516 KPM yang ada di Sulawesi tenggara dari tanggal 14 – 18
September yang tercatat dari bulog sudah 61,38 persen.
“Dari bulog terus bekerja sama untuk memantau hasil kerja di lapangan,insya allah sebelum tanggal 28 september sudah dijadwalkan 100 persen untuk harga beras di pasaran bisa terkendali meskipun sangat sulit karena harga gabah di tingkat petani sudah memang tinggi Namun berbagai upaya tetap kita akan lakukan secara masif ” jelasnya
Kedua, upaya yang dilakukan oleh pemerintah melalui gerakan pangan murah yang setiap minggu akan dilakukan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten kota.
“setiap minggu kita akan melakukan gerakan pangan murah,tentunya hal ini saya sudah menyusun jadwal untuk melakukan gerakan pangan murah.kita mulai pada hari rabu tanggal 27-30 yang akan digelar di halaman Mesjid Agung” ungkapnya
“Ketiga, menjaga harga beras melalui SIGAP SPHP (Siap Jaga Harga Pasar ) melalui Program SPHP, untuk terus melakukan
pemetaan, pendistribusian dan memonitoring pelaksanaan sigap SPHP. yang kemarin sudah ada 66 kios, di 9 pasar di Kota Kendari serta sudah menyusun jadwal untuk kita lakukan sidak setiap dua hari sekali dan siapa yang akan melakukan sidak sudah di atur,sudah di jadwalkan sampai dengan bulan oktober, sehingga harapannya kios-kios dari bulog bersama ketahanan pangan betul-betul bisa secara efektif menjual beras SPHP dengan harga HET,”paparnya.
Laporan : Ramadhan
Leave a Reply